Download Source Code Aplikasi

Bagaimana Menjadi System Analyst

Saturday, January 14th, 2017 - Uncategorized
Bagaimana Menjadi System Analyst
Salah satu posisi di bidang IT ialah System Analyst. Banyak juga perusahaan menamakannya Business Analyst. Secara umum, kiprah pokok seorang System Analyst (selanjutnya saya singkat Analis) ialah mendefinisikan kebutuhan user, menyusun solusi yang efektif, dan mengawal masa transisi (awal) penggunaan sistem. Seorang analis perlu memahami jenjang karir dan kompetensi yang diperlukan untuk sanggup berkembang secara efektif. Belakangan ini saya berpikir untuk menerapkan struktur yang lebih baik dalam organisasi pengembangan aplikasi. Jika dibagi menurut jenjangnya, saya membagi posisi analis sbb:
  1. Junior
  2. Associate
  3. Unit Head / Supervisor
  4. Consultant
  5. Expert
Junior Analyst
Analis Junior umumnya fresh-graduate yang berasal dari disiplin ilmu komputer / informatika. Sebagai pemula, analis junior bertanggung jawab sebagai documenter atau quality-assurance. Tugasnya menuangkan semua pemahamannya ke dalam bentuk tertulis dan melaksanakan pengujian terhadap sistem yang telah selesai dibangun.
Analis bertugas menyusun dokumen Minutes of Meeting, Function Specification Document, User Guide, dan lain-lain. Sebagai junior, analis akan diberi klarifikasi yang sangat rinci oleh analis senior. Analis bau kencur hanya perlu menuliskan saja. Tantangannya adalah orang lain harus sanggup memahami isi pikiran penulis secara benar dan lengkap (correct and complete) tanpa perlu bertemu eksklusif dengan penulisnya.
Setelah selesai menulis, posisikan diri kita sebagai orang lain, kemudian baca kembali goresan pena itu. Tanyakan, apakah sebagai orang lain, saya bisa mengerti isi goresan pena tersebut?
Salah satu hal penting dalam menulis ialah pesan yang ingin disampaikan penulis harus hingga dengan sempurna ke para pembaca. Jika suatu goresan pena dibaca oleh 10 orang, maka kesepuluh orang pembaca harus mempunyai persepsi yang sama atas isi goresan pena tersebut. Dalam bidang keuangan, ini menyerupai dengan Laporan Keuangan Perusahaan. Akuntan bertugas membuat pembukuan dengan hukum tertentu, sehingga siapapun yang membaca laporan keuangan mempunyai persepsi yang sama.
Dalam konteks analisa sistem, untuk memastikan kesamaan persepsi anatra penulis dan pembaca, analis perlu menggunakan Model tertentu, misalnya BPMN (Busines Process Model and Notation). Setiap Model mempunyai notasi dan aturan yang baku untuk memastikan kesamaan persepsi antara penulis dan pembaca.
Sebagai contoh, analis senior akan mendefinisikan dan menjelaskan proses bisnis klien pada analis junior. Analis bau kencur bertugas memodelkan pemahaman tersebut dalam bentuk UML. Hal ini perlu dilakukan dengan hati-hati lantaran ada dua potensi kesalahan, yaitu:
  1. Analis bau kencur tidak memahami problem dengan baik, sehingga beliau salah memodelkan.
  2. Analis bau kencur memahami problem dengan baik, tetapi tidak bisa memodelkan dengan benar.
Dalam aktivitas pengujian, analis bau kencur bertugas menyusun dokumen Test-Scenario dan melaksanakan uji-coba menurut skenario tersebut. Biasanya analis senior akan menjelaskan proses kerja sistem, sehingga analis bau kencur tinggal menuliskan step-step untuk melaksanakan testing. Analis bau kencur juga harus mampu mengembangkan kemungkinan perkara penggunaan aplikasi, terutama negative-case.
Supervisor (analis senior) bertanggung jawab melaksanakan review untuk memastikan kebenaran hasil pekerjaan analis junior. Supervisor juga bertanggung jawab memperlihatkan tantangan dan meningkatkan kompetensi analis bau kencur yang menjadi bawahannya.
  • Kompetensi Fungsional:
    • Compose Project Documents: Minutes of Meeting, Laporan Progress, Berita Acara (Lampiran Scope)
    • Compose Functional Model: Busines Process (BPMN), Functional Design (UML – Use Case, Activity, State), User Interface Mock-up / Prototype, Functional Specification Document
    • Compose Test-Scenario Document
    • Compose Operation Document: User Guide, Installation Guide, Administrator Guide
    • Conduct Testing Activity, including Test-Data Generation, Data Reconcilement Practice, and Create Automated UI-Coded Test.
    • Common Methods / SDLC (Waterfall, RUP, Scrumm)
    • Document Management System (Versioning System)
    • Personal Time-Management (Med): Merencanakan tugas, memilah prioritas, memantau dan melaporkan progress, mengelola perubahan rencana.
  • Kompetensi Inti dan Manajerial:
    • Achievement Orientation (Med): Memiliki semangat untuk berprestasi
    • Analytical Thinking (Med): Mampu memahami situasi dengan cara memecahkannya menjadi bagian-bagian yang lebih rinci, membuat kekerabatan alasannya tanggapan sederhana, dan mengkaji keuntungan/kelemahan setiap alternatif.
    • Teamwork (Low): Mampu bekerja sama dan menjadi bab dari tim
Salah satu kompetensi yang perlu diperhatikan di sini ialah Analytical Thinking. Pada awalnya seorang analis akan berhadapan dengan satu problem berukuran besar yang biasanya tidak terdefinisi dengan detail, misalnya: “Saya perlu membuat sistem untuk mengontrol aktifitas penjualan” atau “Saya perlu melaporkan data semua nasabah ke regulator sempurna waktu”.
Yang perlu dilakukan analis ialah memecah problem menjadi bagian-bagian kecil agar mudah dipahami, serta memperjelas keterhubungan antar bagian.
Dalam memahami masalah, analis perlu menentukan alur yang menjadi acuan. Sebagai contoh, analis memulai pemahaman dengan menggambarkan proses bisnis dengan mengikuti “alur waktu”. Analis memulai dengan menetukan siapa mengerjakan proses apa, input-nya apa, hasil (output) nya apa. Lalu melanjutkanya ke proses selanjutnya. Mengantisipasi setiap perkara dan kondisi (percabangan) yang mungkin terjadi. Sampai selesai. Jika suatu proses dirasa terlalu besar, maka analis perlu membuat sub-proses yang lebih rinci lagi.
Pendekatan Top-Down ini merupakan pola pikir alamiah seorang analis. Hal ini berbeda dengan pola pikir alamiah programmer yang cenderung Bottom-Up. Programmer cenderung berpikir menyerupai seorang anak kecil yang diberi potongan mainan Lego. Dia akan mengambil beberapa potong dan membentuknya menjadi kapal-kapalan atau mobil-mobilan. Orang dengan bakat programming mampu menggabungkan beberapa hal yang tampak tidak berkaitan, menjadi satu benda / konsep yang utuh dan bernilai guna. Kompetensi ini disebut Conceptual Thinking, yaitu kemampuan untuk memahami problem fundamental dalam sebuah urusan yang kompleks, serta melihat pola keterkaitan antar problem yang tidak tampak jelas.

Associate Analyst

Associate Analyst bertugas membantu analis senior melaksanakan requirement gathering, yaitu menemui user, mengidentifikasi problem yang dihadapi, menyusun alternatif solusi, dan berpikir antisipatif untuk menidentifikasi kemungkinan problem yang timbul di kemudian hari. Di titik ini, dia akan diberi kiprah dan kebebasan terbatas oleh supervisornya. Jika menemui masalah, beliau harus mencar ilmu menemukan solusinya sendiri. Dalam organisasi konsultan yang ketat, untuk mencapai level associate analyst perlu waktu minimal 2-3 tahun. Ini lantaran beberapa konsultan mempersyaratkan personil yang bertemu muka dengan klien (Liaison Officer) harus mempunyai pengalaman kerja minimal 2-3 tahun. Kompetensi yang dibutuhkan:
  • Semua kompetensi Junior Analyst
  • Kompetensi Fungsional:
    • Peningkatan Level: Personal Time-Management (High)
    • Conduct Effective Interview
    • Prepare and Conduct Presentation
    • Functional Design: Business Use Case, Activity Diagram, State Diagram, UI Model, Use Case Realization
  • Kompetensi Inti & Manajerial:
    • Achievement Orientation (Med), Analytical Thinking (Med),
    • Peningkatan Level: Teamwork (Med)
    • Information Seeking (Low): Mengeluarkan perjuangan komplemen dalam mengumpulkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan.
    • Organization Awareness (Low): Memahami cara kerja organisasi
    • Initiative (Low): Proaktif mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang
Functional Unit Head / Supervisor
Di titik ini analis harus bisa bekerja tanpa supervisi. Biasanya di titik ini beliau akan mempunyai anak buah (Junior atau Associate). Unit Head bertanggung jawab penuh di sisi requirement, functional design, testing, dan transition. Semua ajakan yang bersifat teknis akan ditujukan ke Unit Head. Dia bisa mengerjakannya sendiri atau membagi dengan anak buahnya. Umumnya Project Manager hanya akan bekerjasama dengan Unit Head dan tidak eksklusif berinteraksi dengan Junior atau Associate Analyst. Unit Head bertanggung jawab penuh atas kinerja anak buahnya, sehingga beliau mempunyai kewajiban membuatkan keahlian mereka. Pada prakteknya, keberhasilan Unit Head akan sangat ditentukan oleh keberhasilan anak buahnya. Kompetensi:
  • Semua kompetensi Associate Analyst
  • Kompetensi Fungsional:
    • Common Business Domain: Accounting Process, Mediation Process
    • Basic Business Domain: Supply-Chain, Compliance
    • Membuat WBS dan estimasi pelaksanaan pekerjaan
    • Mengelola Change Request
  • Kompetensi Inti & Manajerial:
    • Achievement Orientation (High), Analytical Thinking (High), Initiative (Low)
    • Peningkatan Level: Teamwork (High), Information Seeking (Med), Organization Awareness (Med)
    • Developing Others (Med): Ingin mengajarkan atau mendorong proses mencar ilmu orang lain.
    • Directiveness (Low): Mampu memerintah dan mengarahkan orang lain sesuai posisi dan kewenangannya
    • Relationship Building (Med): Menjalin kekerabatan sosial supaya tetap hangat dan akrab.
    • Customer Service Orientation (Med): Selalu berusaha untuk memperlihatkan pelayanan yang terbaik
Consultant
Ada kalanya seorang analis tertarik dengan dunia manajemen. Orang-orang menyerupai ini sebaiknya mengambil jalur manajerial. Dia perlu mencar ilmu wacana disiplin development (menjadi seorang programmer), kemudian mencar ilmu wacana administrasi proyek. Pada kesudahannya beliau sanggup menjadi kandidat manajer proyek.
Ada kalanya juga seorang analis lebih tertarik dengan teknis ketimbang manajemen. Orang-orang menyerupai ini sebaiknya mengambil jalur spesialis, yaitu menjadi Consultant. Di titik ini analis mulai mempunyai keahlian khusus. Tugasnya akan lebih berfokus pada review design yang di-submit oleh para Unit Head, membuatkan kemampuan teknis para Unit Head, mengerjakan hal spesifik yang jarang dibutuhkan, serta turun tangan dalam keadaan emergency. Sebagai Professional, sang analis akan mulai dituntut untuk memperlihatkan donasi publik berupa menjadi pembicara di seminar, mengajar, atau minimal sharing knowledge di blog. Kompetensi:
  • Semua kompetensi Unit Head
  • Kompetensi Fungsional:
    • Design Review
    • Sector Specialization: Finance, Manufacturing, Minning. Tujuan dari spesialisasi ialah memperdalam pemahaman bisnis analis, sehingga bisa memperlihatkan solusi bisnis ketimbang hanya dari sisi teknis.
    • Mengukur manfaat finansial implementasi IT (secara kuatitatif).
    • Memahami keterkaitan antara sistem IT dan keseluruhan organisasi.
  • Kompetensi Inti & Managerial:
    • Achievement Orientation (High), Conceptual Thinking (High), Teamwork (High), Organization Awareness (Med)
    • Peningkatan Level: Information Seeking (High), Information Seeking (High), Developing Other(High), Directiveness(Med), Customer Service Orientation (High)
    • Emphaty (Med): Mampu melihat permasalah dari sudut pandang orang lain, memahami hal/keinginan/perasaan yang tidak diungkapkan.
    • Impact and Influence (Med): Mampu mempengaruhi orang lain untuk mendukung rencananya
    • Self-Control (Med): Mampu mengendalikan diri untuk melaksanakan tindakan-tindakan negatif pada dikala ada cobaan, khususnya menghadapi tantangan dan penolakan dari orang lain atau pada dikala berada dibawah tekanan.
Expert
Analis dianggap bisa menjadi Expert ketika keahliannya bisa menghasilkan dampak yang amat signifikan terhadap keseluruhan organisasi. Ini bisa dicapai melalui kemampuan kreatif yang sangat tinggi atau kemampuan membuat sistem kerja baru. Dengan kemampuan kreatif, beliau mempunyai visi dan sanggup membuat produk-produk unggulan, sedangkan kemampuan menyusun sistem kerja akan meningkatkan produktitas kerja keseluruhan perusahaan. Analis yang ada di posisi ini biasanya menjadi VP Product Development atau CTO. Kompetensi yang dibutuhkan:
  • Semua kompetensi Consultant
  • Kompetensi Inti dan Manejerial:
    • Achievement Orientation (High), Analytical Thinking (High), Teamwork (High), Information Seeking (High), Information Seeking (High), Developing Other(High), Customer Service Orientation (High)
    • Peningkatan Level: Organization Awareness (High), Directiveness (High), Impact and Influence (High), Self Control (High).
    • Flexibility (Med): Mampu bekerja secara efektif dengan banyak sekali jenis rekan/kelompok, bisa menghargai perbedaan, pandangan, dan kontradiksi atas suatu isu.
Dalam prakteknya, banyak sekali analis yang melanjutkan karirnya di bidang manajemen, terutama sebagai project manager. Ini wajar, lantaran kompetensi dasar Project Manager serupa dengan kompetensi dasar Analis.

Ketajaman Solusi

Salah satu kebahagiaan seorang analis ialah jika beliau bisa membantu orang lain menuntaskan masalahnya. Analis memang memulai kiprah dengan mendefinisikan masalah, tetapi ujung kesudahannya ialah menelurkan solusi jitu. Seorang analis handal selalu berfokus pada solusi, bukan teknologi.

Alkisah, ada suatu perusahaan konsultan yang dibayar $10 juta oleh NASA untuk membuat bolpen yang bisa digunakan menulis di luar angkasa. Ini menjadi problem rumit, lantaran dalam kondisi hampa udara, tinta bolpen tidak jatuh ke atas kertas. Setelah melalui riset yang mendalam, kesudahannya ditemukanlah produk bolpen tersebut. Di belahan dunia lain, Lembaga antariksa Rusia berhadapan dengan problem yang sama. Dengan modal terbatas, mereka menemukan solusinya. Pakai saja Pensil 
Demikian yang dapat kami share kepada sobat source code aplikasi pada kesempatan ini, semoga dapat bermanfaat dan bisa menjadi referensi pemrograman bagi anda. Jangan lupa like Fan Page kami, dan SUBSCRIBE Channel Youtube kami untuk dapatkan update source code aplikasi terbaru.
Download Source Code Aplikasi
Bagaimana Menjadi System Analyst | Ahmad Code | 4.5